Islam  

Kajian Islam dan Ilmu Pengetahuan

islam-ilmu-pengetahuan.jpg

Kajian Islam dan Ilmu Pengetahuan – Islam adalah satu-satunya agama yang memberikan perhatian lebih terhadap ilmu pengetahuan. Dalam berbagai ayat disebutkan tentang pentingnya ilmu, Allah mengangkat derajat orang berilmu, Allah melarang kebodohan, dan sebagainya. Semua itu merupakan indikator bahwa benar Islam adalah Agama ilmu pengetahuan.

Dalam satu ayat Allah mencela terhadap kebodohan. Secara tegas dan jelas Allah menyuruh menjauhi orang-orang yang bodoh dan tidak berilmu pengetahuan.

Allah berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. Al-A’raf 199)

Dan dalam ayat yang lain Allah juga mencela orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan serta tidak menggunakan akal sebagai makhluk terburuk. Jika hewan terbodoh adalah keledai maka manusia lebih bodoh dan buruk dari keledai jika tidak menggunakan berbagai bekal potensi yang Allah berikan. Bekal pengetahuan Allah limpahkan kepada manusia berupa mata, telinga, hati, dan akal.

Baca Juga:  Kajian Singkat Tentang Kejujuran

Baca juga: Infaq Terbaik Adalah Memberikan Harta Yang Paling Dicintai

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Allah berfirman:

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apapun. (QS. Al-Anfal 22)

Sudah semestinya, orang-orang beriman mencintai ilmu pengetahuan untuk kemakmuran dan kemajuan bersama. Setiap fenomena menarik banginya untuk memperhatikan dan meneliti tentang apa yang tersirat. Berfikir dan bertafakur sudah semestinya menjadi bagian dari kehidupannya.

Dan Allah memerintahkan setiap orang beriman untuk bertafakkur tentang fenomena alam sembari mengingat Allah sebagai Pencipta alam semesta.

Firman Allah

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,.(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran 190-191)

Baca Juga:  Hikmah Idul Fitri

Ilmu pengetahuan harus memberi manfaat bagi peradaban dan kemajuan umat manusia. Maka siapapun tidak diperbolehkan untuk menyembunyikan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan wajib disebarkanluaskan. Teramat buruklah orang yang menyembunyikan ilmu dan hanya memanfaatkan demi kepentingan pribadinya. Ilmu pengetahuan sekedar dijadikan alat pengumpul harta kekayaan.

وَإِذْ أَخَذَ اللهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. (QS. Ali Imran 187)

Baca Juga:  Hak Anak dalam Islam

Baca juga: Begini Cara Mualaf Menyambut Ramadhan

Meski demikian pentingnya ilmu pengetahuan, tidak berarti melupakan Agma. Tetap harus ada sekelompok orang yang .memperdalam Agama. Tugasnya adalah memberi peringatan jika ada penyimpangan dan mengajaknya kembali kepada jalan Allah. Apapun alasannya, belajar Agama tetaplah penting sehingga meninggalkannya menyebabkan tersesat. Hidup tidak semata-,ata demi dunia, melainkan juga untuk akhirat.

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah 122)

Demikianlah Kajian tentang Islam dan Ilmu Pengetahuan. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *