Islam  

9 Pelajaran Dahsyat Hijrah

9 Pelajaran Dahsyat Hijrah

9 Pelajaran Dahsyat Hijrah oleh Blog Kang Sodikin: Artikel Pendidikan dan Kajian Islam – SODIKIN.ID.

Madinah masih merupakan kota dengan mayoritas non-Muslim karena jumlah umat Islam di Madinah sekitar 1445 tahun yang lalu tidak lebih dari 75. Namun, atas perintah Allah, Nabi Muhammad (saw) dan sahabatnya Abdu Bakr (rta). melakukan perjalanan ke kota ini untuk menerapkan petunjuk ilahi untuk masyarakat yang lebih baik.

Mengapa Tuhan memilih Madinah sebagai kota untuk membangun masyarakat berdasarkan cita-cita ilahi? Mengapa ini tidak dilakukan di Mekkah, kota tempat Rumah Allah dibangun oleh patriark monoteisme, Ibrahim (as). Jawaban sederhana yang sering diberikan oleh banyak orang adalah bahwa Nabi dianiaya di Makkah dan iklim politik di sana tidak cukup matang untuk menumbuhkan Islam, maka Nabi pindah ke kota yang lebih terbuka dengan cita-citanya.

Para Rasul dan Nabi tidak pernah berpaling dari orang-orang yang mereka utus untuk membimbing dan juga tidak lari dari penganiayaan. Mereka bertahan dan bertahan di tanah mereka. Jadi bukan penganiayaan yang membawa Nabi ke Madinah. Ini terutama untuk membuktikan bahwa bimbingan ilahi tidak terbatas pada tempat tertentu atau kota tertentu. Itu dapat dijalani di mana saja di dunia terlepas dari jumlah orang yang mengikuti pesan tersebut.

Baca Juga:  Pentingnya Memiliki Akhlak Terpuji Bagi Orang Beriman

Nyatanya, hijrah menghancurkan beberapa praktik dan mitos yang telah dihibur dunia selama berabad-abad dan telah dihibur bahkan hingga hari ini. Itu menghancurkan pembagian palsu antara rumah perdamaian (Dar al-Amn) dan rumah perang (Dar al-Harb). Itu menghancurkan pembagian antara Tanah Islam dan Tanah Kufur (kafir). Itu membuktikan gagasan bahwa segala sesuatu yang ada diciptakan oleh Tuhan dan Dia mengendalikan segalanya. Dia adalah pemilik segala sesuatu yang ada di luar sana di alam semesta kita. Itu juga membuktikan bahwa terlepas dari jumlahnya, bimbingan ilahi perlu dibagikan kepada semua orang.

Madinah mempromosikan gagasan masyarakat majemuk dengan menghormati semua. Apa yang terjadi di Madinah setelah kedatangan Nabi adalah sesuatu yang unik dan tidak pernah terdengar dalam masyarakat yang terbagi dalam garis kesukuan. Setibanya di Madinah, Nabi mengundang suku-suku besar untuk berkumpul dan menandatangani perjanjian untuk memastikan kepentingan semua. Perjanjian yang juga dikenal sebagai konstitusi Madinah (piagaman Madinah) mempromosikan gagasan kewarganegaraan umum bagi orang-orang yang tinggal di Madinah, terlepas dari latar belakang etnis atau agama mereka. Semuanya disebut sebagai satu umma atau bangsa.

Baca Juga:  Penetapan 1 Ramadhan 1440 H

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nabi menjadikan keamanan masyarakat Madinah sebagai prioritas utama dan para penandatangan diminta untuk berpartisipasi dalam pertahanan kota sebagai satu bangsa. Selain itu, mereka diyakinkan bahwa jika salah satu dari mereka terbunuh saat mempertahankan kota, seluruh penduduk akan mengurus keluarga yang gugur. Inilah yang disebut asuransi dalam terminologi modern.

Kovenan itu juga memastikan bahwa setiap umat beragama diberikan otonomi dalam menangani urusannya sesuai dengan cita-cita dan tradisi keagamaannya. Masing-masing dijamin kebebasan untuk mempraktikkan hukum agama, keluarga dan pribadinya sendiri asalkan tidak melanggar hak-hak orang lain.

Nabi juga memastikan bahwa hak-hak perempuan dan kelompok masyarakat yang lebih lemah dijamin. Selain itu, dia menerima hak untuk tidak menyetujui perjanjian ketika empat suku Awas menolak untuk menandatangani perjanjian tersebut. Proses perumusan akad berlangsung lama, suku-suku mendiskusikannya di antara mereka sendiri dan kemudian semua suku berdiskusi tentang ciri-cirinya yang menonjol. Itu adalah demokrasi yang beraksi di tingkat akar rumput.

Lalu apa saja pelajaran Hijrah?

Berikut ini adalah 9 Pelajaran Dahsyat Hijrah yang dapat dipetik dari peristawa bersejarah yang menjadi titik balik kebangkitan Islam:

  1. Perbedaan antara darul harb dan darul islam adalah salah. Setiap tanah adalah milik Sang Pencipta.
  2. Bimbingan ilahi bisa dijalani di mana saja.
  3. Umat ​​Islam tidak boleh mengasingkan diri dari masyarakat tempat mereka tinggal.
  4. Muslim harus terlibat dalam masyarakat di mana mereka tinggal.
  5. Muslim harus memastikan keselamatan dan keamanan semua warga negara dan harus bergabung dengan sistem untuk melindungi semua.
  6. Muslim harus menghormati hukum pribadi dan keluarga orang lain.
  7. Umat ​​Islam harus mengikuti sistem yang menjamin partisipasi setiap anggota masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
  8. Umat ​​Islam tidak boleh terjebak oleh perpecahan palsu yang dibuat oleh orang-orang atas dasar etnisitas dan agama.
  9. Monoteisme berarti bahwa umat manusia harus diperlakukan sebagai satu kesatuan.
Baca Juga:  Infaq Terbaik Adalah Memberikan Harta Yang Paling Dicintai

Masyarakat inilah yang diciptakan Nabi dan untuk itu beliau diminta meninggalkan tempat kelahirannya yang juga merupakan pusat tauhid dan tempat dibangunnya rumah Tuhan yang pertama.

Demikian artikel seputar 9 Pelajaran Dahsyat Hijrah oleh Blog Kang Sodikin: Artikel Pendidikan dan Kajian Islam – SODIKIN.ID.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *