Islam  

Kultum Menyambut Tahun Baru

kultum-menyambut-tahun-baru-pergantian-tahun-old-and-new-year

kultum menyambut tahun baru atau tentang Old and New Year. Sudah menjadi tradisi turun temurun di berbagai negara, baik negeri muslim atau bukan. Setiap pergantian tahun selalu dirayakan dengan meriah. Tua muda, laki perempuan, anak-anak dan orang dewasa, semuanya tumpah ruah bergembira bernyanyi, bersorak dan berjoget merayakan pergantian tahun, dari tahun lama ke tahun baru.

Bagi yang kaya, mengakhiri tahun lama dan menyambut tahun baru dengan berlibur ke luar negeri dan menginap di hotel berbintang. Atau menonton live concert bintang pujaan dengan harga tiket puluhan juta.

Bagi yang tidak punya, cukup pergi ke alun-alun kota menonton pertunjukan live musik dan sajian kembang api. Berangkat dengan berjalan kaki dan menikmati jajanan yang tak seberapa harganya. Bahkan ada sebagaian yang tetap tinggal di rumah, cukup menyaksikan count down melalui berbagai media televisi yang menyiarkan secara live.

Positif Negatif Perayaan Tahun Baru :  Kultum Menyambut Tahun Baru

Dalam merayakan pergantian tahun, ada dua tipe perayaan, ada yang positif dan ada juga yang negatif. Maka terkait dengan kedua hal ini, Artikel Pendidikan dan Keislaman menyajikan tema Kultum Menyambut Tahun Baru.

Perayaan Old and New Year secara positif biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kesadaran tinggi akan esensi dari pergantian tahun. Mereka biasanya melakukan muhasabah, datang ke masjid untuk berdzikir dan bordoa kepada Allah SwT. Membaca doa akhir tahun (akhirusanah) dan doa awal tahun (awalussanah).

Perayaan Tahun Baru secara Negatif

Perayaan secara negatif biasanya dalam bentuk:

  1. pesta pora
  2. menyalakan kembang api
  3. berlibur dengan biaya mahal
  4. pesta miras
  5. pesta narkoba
  6. merayakan dengan lawan jenis yang tidak halal
  7. begadang semalam suntuk
Baca Juga:  Begini Cara Mualaf Menyambut Ramadhan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ada juga yang membuat kegiatan yang “dianggap” positif, seperti naik gunung dan membuat resolusi tahun baru.

Jika dilihat dari jenis kegiatan yang dilakukan, bisa dikatakan kebanyakan lebih memilih yang bersifat negatif. Atau minimal lebih memilih kegiatan yang sifatnya hura-hura, mubadzir, dan ekspresi kegembiraan yang berlebih.

Perayaan Tahun Baru secara Positif

Merayakan tahun baru secara positif berarti adanya kesadaran pada setiap orang bahwa sesungguhnya bergantinya tahun berarti jatah hidupnya di dunia berkurang satu tahun lagi. Oleh karenanya, orang yang mempunyai kesadaran akan hal itu akan melakukan muhasabah atau instropeksi diri. Mencoba mengingat dan menghitung berapa amal baik dan buruk yang telah dilakukan.

Maka dengan begitu, perayaan tahun baru yang dilakukan adalah dengan memperbanyak istighfar (memohon ampun) kepada Allah atas kesalahan yang banyak dilakukan baik disengaja ataupun tidak. Kecuali itu, dengan banyak berdoa dan memohon kebaikan dan keberkahan hidup dari Allah SWT.

Hakekat Tahun Baru dan Pergantian Tahun:kultum menyambut tahun baru

Dalam pandangan Islam, hakekat pergantian tahun adalah berkurangnya jatah hidup setiap manusia di dunia. Jadi bukan bertambah. Angka memang bertambah, tetapi sesungguhynya ajal kita semakin dekat.

Baca juga: Kultum Menyambut Hari Ibu

Seumpama si A diberi jatah hidup 60 tahun, sementara dia kelahiran 1 Januari 1960 dan sekarang sudah Desember 2018 maka sisa waktu yang ada untuk hidupnya di dunia tinggal 2 tahun lagi karena saat ini ia telah masuk usia 58 tahun.

Dan ingat manusia tidak ada yang tahu berapa tahun waktu yang diberikan Allah kepada nya untuk hidup di dunia. Bisa saja ajal nya sudah mendekati limit.

Baca Juga:  Ini lho pengertian rezeki

Betapa banyak orang yang meninggal, sementara baru saja dia tertawa terbahak-bahak menikmati kemewahan hidup dan kenikmatan dunia. Betapa banyak orang yang baru saja beraktifitas normal, kemudian tiba-tiba kita dengan kabar duka tentangnya.

Sungguh semua itu adalah rahasia Allah. Manusia hanya berikhtiar memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk berbuat sesuatu yang bernilai ibadah.

Allah telah lama mengingatkan kita melalui firman-nya :

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Bagi setiap umat memiliki ajal (batas waktunya masing-masing); maka jika sudah tiba ajal (waktunya) mereka tidak bisa minta mundur barang sesaat dan tidak juga bisa meminta maju. (QS. al-A’raf: 37)

Itulah sesungguhnya hakekat pergantian tahun. Melalui kultum Old and New Year atau menyambut tahun baru ini, saya mengingatkan kepada semua pembaca kultum.web.id untuk senantiasa bijak dalam menyikapi. Tak ada sesuatu yang perlu dirayakan saat pergantian dari tahun lama ke tahun yang baru. Yang ada adalah, sisa umurmu telah berkurang satu tahun lagi. Artinya, kematianmu sudah semakin dekat.

Masih perlukah kau sambut kematianmu dengan pesta pora, menghambur-hamburkan harta bendamu, melakukan perbuatan dosa, dan melakukan kesia-siaan.

Tak cukup kah bagimu mencari bekal kematianmu untuk menghadap Allah pencipta semua makhluk, yang memberikan kehidupan dan kematian?

Langkah bijak menyikapi pergantian tahun : kultum menyambut tahun baru

Dalam artikel tentang Kultum Menyambut Tahun Baru ini disebutkan ada beberapa langkah yang bisa dipilih untuk menyikapi bergantinya tahun. Langkah-langkah tersebut akan menunjukkan siapa sesungguhnya kita:

  1. Membuka kesadaran penuh bahwa pergantian tahun adalah pengurangan jatah hidup manusia di dunia,
  2. Melakukan muhasabah, evaluasi diri tentang kebaikan dan keburukan yang sudah kita lakukan.
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

    Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah tiap-tiap diri memperhatikan (mengevaluasi) apa yang sudah diperbuatnya untuk (bekal) hari esok (yaitu akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan [QS. al-Hasyr : 18]

  3. Mensykuri semua nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita, lahir batin dan jasmani – rohani.
  4. Senantiasa beribadah kepada Allah, menjalankan perintah-perintah-nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya,
  5. Terus meningkatkan prestasi, baik dalam kontek ukhrowi ataupun duniawi
    من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح، ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون

    Siapapun yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang beruntung, siapapun yang hari ini masih sama dengan hari yang sudah lewat, maka ia adalah orang rugi, dan siapaun yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang-orang yang terlaknat

  6. Memohon kepada Allah agar diberikan umur dan kehidupan yang penuh dengan berkah, yaitu bertambahnya kebaikan yang ada.

Demikianlah, kultum menyambut tahun baru atau tentang Old and New Year dari sodikin.id: Artikel Pendidikan dan Keislaman. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *