Perintah Belajar Agama Islam – Kultum Tentang Perintah Belajar Agama. Agama Islam menjadi sangat penting di tengah kehidupan manusia sekarang. Di samping kemajuan pesat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ada hal-hal yang mengkhawatirkan. Di antaranya adalah semakin renggangnya hubungan antar manusia karena diganti dengan perangkat teknologi sehingga komunikasi lebih bersifat maya, manusia semakin mengejar duniawi karena ukuran kesuksesan hidup penting diukur dengan berapa banyak harta yang dimiliki, dan semakin rendahnya rasa malu yang melekat pada manausia. Dalam situasi seperti itu, agama benar-benar menjadi sangat penting.
Ada banyak hal yang harus dipelajari dari Agama Islam. Tidak cukup hanya mempelajari rukun Islam yang lima. Kajian terhadap Agama Islam berarti mengkaji aqidah, ibadah, muamalah,akhlak, tasawuf, munakahat, siyasah, ekonomi Islam dan masih banyak lagi. Mengapa demikian, karena Agama Islam mengatur seluruh hidup manusia.
Agama Islam tidak semata mengatur urusan ibadah makhdhah, tetapi semua aktifitas hidup manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi. Melalui al-Qur’an dan Hadits Allah dan Rasul-nya menjelaskan semua hal-hal yang harus dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan. Mendefinisikan makanan dan minuman apa saja yang boleh dinikmati dan mana saja yang harus di hindari.
Baca Juga: Akhlak Kepada Allah
Untuk tahu dan bisa menjalankan pesan-pesan Allah dan Rasul-nya maka manusia harus mempelajari Agama Islam. Untuk kepentingan ini Allah telah memudahkan al-Qur’an untuk dipelajari manusia. Tinggal manusianya, mau atau tidak mempelajarinya sedangkan untuk mempelajari telah dibukakan pintu kemudahan. Hal ini telah dinyatakan Allah dalam firman-Nya (QS. Al-Qamar [54]: 17)
Di sisi lain, Rasulullah juga telah menjanjikan bagi siapapun yang mau keluar rumah untuk mempelajari ilmu (Agama Islam) akan dimudahkan jalannya menuju surga oleh Allah. Dengan janji Rasul seperti itu maka dapat dikatakan bahwa belajar Islam tidak saja menambah pengetahuan tetapi juga memberikan dampak surga bagi pelakunya. Tidak saja berdampak bagi kehidupannya di dunia melainkan pula memberikan dampak kepada kehidupan akhiratnya. Mengapa masih enggan mempelajari dan memperdalam Agama Islam?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Islam harus dipelajari secara mendalam dan menyeluruh meski tidak harus oleh semua manusia. Untuk kategori awam sudah cukup dengan mempelajari hal-hal pokok dan utama dalam beragama. Tetapi semangat untuk terus mempelajari dan mendalami harus dipupuk. Kita tidak tahu, siapa yang harus melakukannya? Oleh karena itu, semangat mempelajari dan mendalami Islam ditanamkan kedalam hati masing-masing. Setiap orang harus punya semangat yang sama untuk melakukannya.
Satu di antara anak kita harus ada yang diarahkan untuk memperdalam AGama Islam, Syukur bisa semuanya. Tugas mereka ketika selesai memperdalam Agama Islam adalah menjadi penerang bagi kegelapan, mengarahkan kemana langkah umat harus berjalan menyusuri jalan kehidupan, menunjukkan arah mana yang harus dituju agar tidak tersesat.
Allah berfirman dalam QS. At-Taubah [9]: 122
maksud ayat di atas adalah:
Tidak semestinyanya semua orang beriman pergi berperang. Dari setiap golongan umat, apakah tidak sebaiknya ada beberapa orang yang memperdalam pengetahuan tentang Agama Islam. Dan kemudian memberi peringatan kepada kaumnya ketika telah kembali agar umat dapat menjaga dirinya.
Belajar Agama tidak membuatmu miskin: Perintah Belajar Agama Islam
Ada ketakutan di sebagaian masyarakat bahwa masuk Sekolah Agama akan miskin, tidak diterima di berbagai lapangan kerja dan tidak bisa mejadi Pegawai Negeri Sipil atau PNS). Itu adalah anggapan yang salah. Sama saja dengan kesalahan anggapan bahwa sekolah di jalur umum akan kaya, pasti diterima di berbagai lapangan kerja, dan mudah diterima jadi PNS.
Baca Juga: Kajian Singkat Tentang Kejujuran
Allah telah mengatur rizki manusia. Masing-masing mendapatkan jatah untuk bekal hidupnya di dunia. bekerja adalah sarana untuk memperoleh rezeki karunia Allah tersebut. Dan itu tidak dikarenakan ijazah apa yang dimiliki. Orang dengan gelar sarjana dari perguruan tinggi terkenal juga tidak menjamin berkehidupan makmur. Sebaliknya, orang dengan background pendidikan Agama dijamin pasti sengsara, juga tidak.
Dalam kultum ini saya sampaikan bahwa ada orang yang ketika disarankan menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan Agama menolak sangat keras dengan alasan yang sudah saya sebutkan tadi. Sehingga anak-anaknya semuanya di sekolahkan di lembaga umum. Nyatanya sekarang, anak-anaknya juga bekerja serabutan. Tidak seperti yang dibayangkan seperti saat menolak menyekolahkan anaknya di lembaga Agama dulu.
Sementara, anak tetangganya yang bersekolah dari TK hingga perguruan tinggi di lembaga pendidikan Agama, sekarang menjadi PNS. Dan bahkan ada satu di antara anak tetangganya tersebut yang menjadi CEO sebuah perusahaan besar di Jakarta.
Yang ingin saya katakan adalah, rezeki sudah ada yang mengatur, yaitu Allah SwT. Jadi tidak perlu khawatir dengan sifat ar-Rozzaq Allah (Allah Maha Pemberi Rezeki).
Yang perlu kita pahami dengan menyekolah anak di lembaga pendidikan Agama Islam adalah, kita merasa bertanggung jawab dengan kelangsungan kehidupan Islam di waktu yang akan datang. Jangan samapi di lingkungan kita terjadi suatu saat nanti, Islam tinggal nama dan al-Qur’an tinggal tulisan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
Akan datang kepada manusia satu zaman, tak tersisa sedikitpun dari Islam kecuali namanya. Alquran tidak tersisa sedikitpun kecuali tulisannya. Masjid-masjidnya megah tetapi jauh dari petunjuk. Ulama-nya adalah manusia terburuk di kolong langit, karena dari merekalah lahir banyak fitnah dan akan kembali kepadanya (H.R Baihaqi)
Semoga dengan memahami perintah belajar Agama Islam dan melakukannya saat ini, di masa yang akan datang Islam akan tetap terjaga.
Demikianlah kultum tentang Tentang Perintah Belajar Agama Islam. Semoga sajian kuliah tujuh menit ini bermanfaat.