Islam  

Catatan Tentang Pemilu Presiden

sebuah-catatan-tentang-pemilu-presiden

Catatan tentang Pemilu Presiden. Rabu, 17 April 2019 jika tidak ada aral melintang, bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan presiden secara langsung dengan kontestan Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subiyanto – Sandiaga Uno.

17 April 2019 tidaklah lama. Kurang lebih hanya 12 hari dari sekarang Pemilu Presiden akan diselenggarakan. Terkait dengan hal itu perkenankan kami menghadirkan catatan tentang pemilihan presiden.

Saat ini, 12 hari sebelum pelaksanaan ada beberapa catatan yang perlu diberikan. Beberapa catatan tersebut antara lain:

  1. Hadirnya dua kelompok pendukung
  2. Dalam mendukung calon presidennya digunakan berbagai media, tak terkecuali media sosial
  3. Terkadang harus memberikan berita hoax demi memberikan dukungan kepada calon yang diusung
  4. Berita hoax terkadang dalam kemasan positif karena untuk calon yang didukung, dan terkadang dalam kemasan negatif jika ditujukan kepada pihak lawan
  5. Terjadi perang kata-kata dan istilah
  6. Mengerucutnya berbagai pihak dalam memberikan dukungan kepada calon
  7. Berusaha dengan sungguh-sungguh agar calon yang diusung berhasil menjadi presiden.

Catatan-catatan terebut tentu saja masih banyak. Dan para pembaca dapat memberikan catatannya masing-masing.

Baca Juga:  Kultum Menyambut Tahun Baru

Baca juga: Pelaku Hoaks Wajib Minta Maaf Kepada Objek yang Difitnah

Terkait dengan lintas12 tentang pemilihan presiden 2019 ini, kami ingin mengajak pembaca semua untuk merenungkan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 26.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan Pemilik segala kerajaan (kekuasaan), Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau cabut (ambil) kerajaan (kekuasaan) dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Mengacu pada ayat di atas, ada beberapa poin penting yang dapat dicatat. Bahwasanya persoalan pemilihan presiden adalah urusan kekuasaan, Dan kekuasaan berarti urusan yang menjadi kuasa Allah SWT. Manusia hanya berusaha untuk mendapatkannya.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa:

  1. Kekuasaan adalah pemberian Allah
  2. Lepasnya Kukuasaan adalah kehendak Allah
  3. Allah adalah al-mu’thi, Allah adalah Dzat yang Maha Memberi kekuasaan. Jika seseorang mendapatkan kekuasaannya, tidak lain dan tidak bukan keuali atas pemberian Allah semata.
  4. Allah adalah al-Maani’. artinya Allahlah Dzat yang menyebabkan gagalnya seseorang memperoleh kekuasaan. Jika Allah tidak menghendaki kekuasaan jatuh ke tangan seseorang maka dengan usaha apapun manusia tetap tidak akan berhasil
  5. Allah adalah Dzat yang berkuasa untuk melakukan segala sesuatu
  6. Dan apapun yang tidak dikehendaki Allah, maka tidak akan pernah ada. Tentu saja dalam hal ini adalah jabatan presiden dan jabatan-jabatan lainnya.
Baca Juga:  Mengapa Tidak Boleh Putus Asa dari Rahmat Allah?

Sangat mudah bagi Allah memberikan kekuasaan kepada siapapun. Sangat mudah bagi Allah mencabut kekuasaan dari siapapun. Dan sangat mudah juga bagi Allah mengalihkan kekuasaan dari siapa ke siapa.

Oleh karena itu, siapapun yang berhasil mendapatkan kekuasaan janganlah membusungkan dada dan mengklaim bahwa keberhasilannya berkat kemampuannya. Demikian juga sebaliknya, siapapun yang gagal memperoleh kekuasaan tidak diperkenankan menyalahkan pihak lain bahwa kegagalannya adalah disebabkan adanya pihak lawan yang menghalanginya.

Ingat, kekuasaan adalah urusan Allah semata.

Urusan kekuasaan sangat mudah bagi Allah sebagaimana urusan kenabian. Kenabian sebelum Nabi Muhammad SAW senantiasa diberikan kepada Bani Israil. Sangat Mudah bagi Allah mengalihkan kenabian dari Bani Israil kepada seorang Muhammad bin Abdullah dari bangsa Arab yang ummi.

Baca Juga:  Mengapa Penghuni Surga Menyesal?

Baca juga: Penetapan 1 Ramadhan 1440 H

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan juga bahwa Allah adalah Dzat yang mengelola kekuasaan. Jadi ayat tersebut di atas merupakan bantahan Allah atas orang-orang yang mengklaim tentang kesuksesan menjadikan seseorang menjadi penguasa, presiden atau semacamnya. Itu adalah tidak benar.

Kesimpulan catatan tentang pemilihan presiden atau pemilu presiden adalah bahwa kekuasaan adalah hak prerogatif Allah. Manusia sebatas berusaha. Bagi yang menang janganlah membusung dada. Dan bagi yang kalah jangan menyalahkan siapa-siapa. Terimalah jabatan kekuasaan sebagai takdir dan keputusan Allah atas hamba-hambanya yang dikehendaki.

Demikian, artikel pendidikan dan keislaman tentang Sebuah Catatan Tentang Pemilu Presiden. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *