PTK  

Penelitian Tindakan Kelas: Karakteristik, Prinsip dan Model

Artikel Pendidikan - Karakteristik, Prinsip dan Model Penelitian Tindakan Kelas by sodikin.id

Artikel Pendidikan – Penelitian Tindakan Kelas: Karakteristik, Prinsip dan Model .

Kali ini artikel dan info pendidikan menuliskan sebuah tema yang sangat penting bagi guru dan masih ada hubungannya dengan PTK. Tulisan dimaksud adalah Karakteristik, Prinsip dan Model PTK.

Langkah-langkah untuk Membuat PTK

Classroom Action Research yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas atau PTK merupakan bentuk penelitian yang terjadi di kelas dalam bentuk tindakan tertentu yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki proses belajar mengajar agar terjadi peningkatan hasil pembelajaran yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

PTK bisa dijadikan sebagai media implementasi berbagai macam program yang ada di sekolah / madrasah. Yaitu dengan mencermati berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Atau juga keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan aneka program sekolah/madrasah.

Tujuan PTK adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku siswa di kelas, meningkatkan atau memperbaiki praktik pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja guna menerapkan pembelajaran di kelas yang diajarkan oleh guru sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran.

Karakteristik dan Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik utama dari penelitian tindakan kelas atau PTK adalah partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan kelas harus menunjukkan perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan dengan cara yang positif. Jika tindakan itu benar-benar membawa kelemahan, penurunan negatif, atau perubahan, itu berarti bahwa itu melanggar karakter penelitian tindakan kelas. Karakteristik yang menunjukkan karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Baca Juga:  Penelitian tindakan kelas

Penyelidikan reflektif

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian tindakan kelas berangkat dari masalah pembelajaran nyata yang dihadapi oleh guru dan siswa setiap hari. Jadi, kegiatan penelitian didasarkan pada pelaksanaan tugas (practice-driven) dan mengambil tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action-driven).

Kolaboratif

Upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar tidak dapat dilakukan sendiri oleh para peneliti di luar kelas, tetapi mereka harus berkolaborasi dengan siswa. Penelitian aksi kelas adalah upaya bersama oleh berbagai pihak untuk membawa perbaikan yang diinginkan.

Reflektif

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal, yang sering memprioritaskan pendekatan empiris eksperimental, penelitian tindakan kelas menekankan proses refleksi pada proses penelitian dan hasil.

Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Menurut Mulyatiningsih (2011), ada empat model Penelitian PTK, yaitu:

  1. Model Kurt Lewin

Menjadi acuan utama atau dasar keberadaan berbagai model Action Research lainnya, khususnya CAR. Dikatakan demikian karena dia adalah orang pertama yang memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep model ini terdiri dari empat komponen (siklus), yaitu: perencanaan, akting, pengamatan, dan refleksi.

  1. Model Riel

Model CAR membagi proses penelitian tindakan menjadi beberapa tahap, yaitu: studi dan perencanaan, mengambil tindakan, mengumpulkan dan menganalisis peristiwa, refleksi. Memecahkan masalah membutuhkan studi dan perencanaan. Masalah ditentukan berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan setiap hari. Setelah masalah diidentifikasi, tindakan yang tepat direncanakan untuk mengatasi masalah dan dapat dilakukan oleh peneliti. Perangkat pendukung aksi (media, RPP) disiapkan pada tahap perencanaan. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan, kemudian mengumpulkan data / informasi dan menganalisisnya. Hasil evaluasi kemudian dianalisis, dievaluasi, dan ditanggapi. Kegiatan dilakukan sampai masalah dapat diselesaikan.

  1. Model Kemmis dan Taggart
Baca Juga:  Penelitian Tindakan Kelas: Memahami Konsep dan Implementasinya dalam Pendidikan

Menurut Kemiss dan Taggart (1988), prosedur penelitian terdiri dari empat tahap aktivitas dalam satu siklus, yaitu: perencanaan-tindakan dan observasi-refleksi. Model ini sering disebut oleh para peneliti. Kegiatan aksi dan observasi digabungkan pada satu waktu. Hasil pengamatan tercermin untuk menentukan aktivitas berikutnya. Siklus ini dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah diselesaikan dan hasil belajarnya maksimal.

  1. Model DDAER

Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, desain, tindakan, dan pengamatan). Dalam penelitian ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah tidak mendiagnosis masalah sebelum tindakan diagnostik penelitian. Diagnosis masalah ditulis di latar belakang masalah. Kemudian peneliti mengidentifikasi tindakan dan memilih satu tindakan untuk memecahkan masalah.

Pada dasarnya, PTK dilakukan melalui beberapa siklus atau siklus berulang. Setiap siklus mengacu pada metode PTK yang dijelaskan sebelumnya, yang terdiri dari empat tahap berikut.

Siklus PTK

  1. Tahap perencanaan
Baca Juga:  PTK Penting Bagi Guru, Ini Alasannya

Pada tahap ini, peneliti harus hati-hati mempersiapkan konsep penelitian yang akan dilakukan, misalnya, rencana pelajaran dan instrumennya.

  1. Tahap implementasi

Tindakan dalam tahap ini adalah tahap penting dalam menentukan keberhasilan penelitian. Pada tahap inilah Anda akan melaksanakan rencana yang telah dibuat. Pada tahap ini, Anda harus dapat mengajar dengan benar dan apa pun. Itu berarti, jangan terlihat tegang dan seolah-olah Anda dipaksa untuk melakukannya.

  1. Tahap observasi

Pada tahap observasi, ada dua hal yang harus Anda amati, yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan belajar mengajar untuk Anda. Anda dapat memantau kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran. Sementara itu, kegiatan belajar mengajar anda dapat dipantau oleh orang lain (kolaborator) seperti sesama guru.

  1. Tahap refleksi

Tahap refleksi bisa dalam bentuk diskusi antara guru peneliti dan kolaborator. Diskusi ini bertujuan untuk berbagi hasil pengamatan kolaborator tentang kinerja Anda di kelas.

Desain Penelitian Tindakan Kelas PTK

Desain PTK mencakup kegiatan berikut:

  1. Menentukan model CAR yang tepat untuk diterapkan di sekolah.
  2. Membuat desain dan bangun langkah-langkah tindakan.
  3. Mengidentifikasi semua komponen yang diperlukan, misalnya, kolaborator, program, dan jadwal implementasi.
  4. Menyiapkan instrumen penelitian seperti alat, pedoman observasi, media pembelajaran, dan sebagainya.

Demikian tulisan seputar Karakteristik, Prinsip dan Model PTK.

Artikel Pendidikan menuliskan Karakteristik, Prinsip dan Model Penelitian Tindakan Kelas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *