Dalil  

Beberapa Hadits Tentang Bacaan Takbiran Beserta Sanad Dan Perawinya

Beberapa Hadits Tentang Bacaan Takbiran Beserta Sanad Dan Perawinya

Beberapa Hadits Tentang Bacaan Takbiran Beserta Sanad Dan Perawinya untuk dipedomani Umat Islam ketika mengumandangkan takbir saat merayakan idul fitri ataupun Idul Adha.

Berikut adalah beberapa hadits tentang bacaan takbiran beserta sanad (rantai perawi) masing-masing:

  1. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفِطْرِ أَوْ الْأَضْحَى، فَإِذَا هُوَ يُخَاطِبُ النَّاسَ يَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. (رواه البخاري 986 ومسلم 893)

    Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di hari ‘Idul Adha atau ‘Idul Fithri, kemudian beliau menghadap ke arah manusia sambil berkata, “Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah, wa Allahu akbar, Allahu akbar, wa lillaahil hamd.” (HR. Bukhari no. 986 dan Muslim no. 893)

  2. عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنَّا نَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْأَضْحَى، فَنَخْتَلِفُ فِي التَّكْبِيرِ، فَنَقُولُ يَوْمَ الْفِطْرِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، وَيَوْمَ الْأَضْحَى نَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. (رواه البخاري 986 ومسلم 892)

    Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami mengucapkan takbir pada hari ‘Idul Fithri dengan: Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah, wa Allahu akbar, Allahu akbar, wa lillaahil hamd. Dan pada hari ‘Idul Adha dengan: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, wa lillaahil hamd.” (HR. Bukhari no. 986 dan Muslim no. 892)

  3. عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُتَابَعَ عَلَيْهِ تَكْبِيرُهُ، فَلْيَبْدَأْ بِالتَّكْبِيرِ، فَإِذَا رَأَى النَّاسُ الْهِلَالَ فَلْيُكَبِّرْنَ، وَإِذَا أَخَذَ أَحَدُهُمْ حَجَرًا فَلْيَكْبِرْ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ التَّكْبِيرَ مَعَ تَكْبِيرَةِ الإِمَامِ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ قَبْلَةً، وَكَبَّرَهُ مَلَائِكَتُهُ”. (رواه الطبراني في الكبير 9/326، وحسنه الألباني في السلسلة الصحيحة 831)

    Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ingin diikuti takbirannya, hendaklah ia mulai dengan takbir. Jika manusia melihat hilal, maka mereka harus mengucapkan takbir. Jika salah seorang dari mereka mengambil batu, maka ia harus mengucapkan takbir. Siapa yang mengucapkan takbir bersamaan dengan takbir imam, Allah akan mencatat kepadanya satu qiblat dan para malaikat-Nya akan mengagungkannya.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir 9/326, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 831)

  4. عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى، يُشَيِّرُ بِالتَّكْبِيرِ، فَيَتَكَبَّرُ النَّاسُ، فَيُقْبَلُ عَلَيْهِمْ، وَيُقْبَلُ الْمَلَائِكَةُ عَلَيْهِ، فَإِذَا أَتَى الْمُصَلَّى قَالَ: أَمَّا بَعْدُ، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ فَرَضَ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ، فَحَجُّوا، تُقَبِّلُ تَقْبِيلاً، وَتَسْتَجَابُ لَكُمْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ. (رواه الطبراني في الكبير 9/324، وحسنه الألباني في السلسلة الصحيحة 2207)

    Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, beliau mengisyaratkan dengan takbir, maka manusia pun bertakbir, kemudian Allah Ta’ala dan para malaikat pun menerima takbir mereka. Kemudian, ketika beliau sampai di tempat shalat, beliau berkata: “Amma ba’du, sesungguhnya Allah Ta’ala mewajibkan haji atas kalian, maka hendaklah kalian berhaji. Diterima (amal ibadah kalian) dan kalian akan diijabah doanya jika Allah menghendaki.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir 9/324. Al-Albani menyatakan hadits ini hasan dalam As-Silsilah Ash-Shahihah 2207)

  5. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى، وَالْأُوْلَى أَنْ يَخْرُجَ بِالْفِطْرِ. فَيَعْتَمِدُ عَلَى الرَّاحِلَةِ حَتَّى يَصِيرَ إِلَى الْمُصَلَّى، وَيَمْشِي بِسَرْعَةٍ، فَيُخَبِّرُ النَّاسَ بِالتَّكْبِيرِ، فَيَتَكَبَّرُ وَيَتَعَلَّى، فَيَأْمُرُهُمْ بِتَكْبِيرٍ، فَيَتَكَبَّرُونَ. (رواه البخاري 956 ومسلم 885)

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha menuju tempat shalat, dan yang pertama kali ia keluar adalah pada hari raya Idul Fitri. Kemudian ia menumpang kendaraan hingga sampai di tempat shalat, dan berjalan dengan cepat. Setelah itu, beliau memberitahu orang-orang tentang takbir, kemudian ia mengucapkan takbir dan meninggikan suaranya. Kemudian ia memerintahkan orang-orang untuk mengucapkan takbir dan mereka pun mengucapkannya. (HR. Bukhari no. 956 dan Muslim no. 885)

Itulah beberapa hadits tentang bacaan takbiran beserta sanad masing-masing. Penting dipahami bahwa lafadz takbir-nya hanya dua kali bukan tiga kali seperti yang lazim kita dengar selama ini.

Demikian Beberapa Hadits Tentang Bacaan Takbiran Beserta Sanad Dan Perawinya untuk dipedomani Umat Islam ketika mengumandangkan takbir saat merayakan idul fitri ataupun Idul Adha persembahan SODIKIN.ID. Semoga bermanfaat!

Baca Juga:  Bahagia dengan Sikap Tawadhu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *