Islam  

Kultum Teruslah Menuntut Ilmu

kultum-teruslah-menuntut-ilmu.jpg

Kultum Teruslah Menuntut Ilmu. Mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik-laki-laki ataupun perempuan. Menuntut ilmu juga harus dilakukan terus menerus tanpa henti, sepanjang hayat hidup seseorang harus diisi dengan mencari ilmu. Dalam istilah kerennya, long life education. Pendidikan harus terus dilakukan sejak masih dalam ayunan hingga masuk liang lahad.

Ada perbedaan signifikan antara orang yang menuntut ilmu dan yang tidak. Bagi orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi di hadapan Allah.

Bahkan dinyatakan dengan jelas bahwa, kecuali mempunyai perbedaan yang jauh, orang berilmu dan menggunakan akal lebih bisa menerima pelajaran kehidupan dari Allah dan berdzikir kepadanya. Sebagaimana firman-Nya:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

Katakanlah, apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak tahu? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. [QS. Az Zumar : 9]

Baca juga: Kultum Tentang Harta Yang Memuliakan Dan Menghinakan

Mencari ilmu secara terus menerus menjadi sangat penting mengingat orang yang berilmu lebih memahami tauhid. Bersama dengan Allah, orang berilmu dapat memahami pernyataan Allah bahwa “tidak ada tuhan selain Allah”. Ia faham dan sadar betul bahwa dalam hidupnya hanya mengakui Allah yang Esa sebagai Rabb-nya dan menafikan yang lainnya. Hidupnya ia persembahkan hanya untuk mengabdi kepada-Nya.

شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَاۤئِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. Ali Imran : 18]

Baca Juga:  Kultum Menyambut Tahun Baru

Dalam menuntut ilmu harus memahami etika di dalamnya. Mengacu kepada ucapan Ali Karama Allahu Wajhahu disebutkan bahwa:

  1. Ilmu dijadikan sebagai hiasan hidupnya. Artinya, orang lebih merasa terhormat dengan ilmu yang dimiliki dibandingkan lainnya
  2. Menuntut ilmu harus fokus dan tidak boleh bosan
  3. beban tugas dalam menuntut ilmu hendaknya diterima dengan sabar dan dianggap sebagai bagian darinya
  4. Menaruh hormat kepada guru sebagai sumber ilmu dimana seseorang belajar.

Hal itu dapat dipahami dari ucapan Ali sebagaimana yang dikutip Al-Qurtubi dalam kitab Jami’ Bayan al-ilmi wa Fadhlih.

رُوِيَ عَنْ عَلِيِّ بِنِ أَبِيْ طَالِبٍ -رضي الله عنه- أَنَّهُ قَالَ: تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ وتَزَيَّنُوْا مَعَهُ بِالْوَقَارِ وَالْحِلْمِ، وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ (جامع بيان العلم وفضله: أبي عمر يوسف بن عبد الله النمري القرطبي)

Diriwayatkan dari Ali RA, dia berkata: tuntutlah ilmu dan berhiaslah dengannya dengan tenang dan sabar. Dan hormatlah kepada orang yang engkau belajar darinya.

Baca Juga:  5 Fakta Unik Azan

Menuntut ilmu dan ilmu yang bermanfaat tidak saja memberikan manfaat saat hidup di dunia, tetapi juga ketika telah meningggal. Ilmu yang bermanfaat termasuk salah satu dari tiga jenis pahala yang tak akan putus. Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan dia (HR. Muslim)

Ilmu tidak cukup hanya dihafal dan diketahui. Ilmu harus diamalkan sehingga memberi kemanfaatan bagi orang lain. Ilmu yang hanya dikuasai tanpa memberi manfaat maka bagaikan pohon ynag tak berbuah. Imam Syafi’i mempertegas hal tersebut:

قال الشافعي: ليس العلم ما حفظ، العلم ما نفع، وعليه بدوام السكينة والوقار والخشوع والورع والتواضع والخضوع (الكتاب : آداب العلماء والمتعلمين: الحسين ابن المنصور اليمني)

Al-Syaafi’i berkata: Ilmu bukanlah apa yang dihafalkan, ilmu adalah apa yang berguna. Selama menuntut ilmu wajib menjaga ketenangan, penghormatan, kekhusyu’an, ketaatan, kerendahan hati, penyerahan

Baca Juga:  Inti Ajaran Al-Baqoroh 183

Baca juga: Khutbah Idul Fitri 1440 H

Menuntut ilmu terus menerus dan tiada henti menempatkan pelakunya pada posisi yang tinggi di mata Rasulullah. Rasulullah mengklaim bahwa orang berilmu lebih tinggi statusnya dibanding ahli ibadah. Disparitas keduanya bagaikan tingginya derajat Rasulullah dengan derajat orang terendah dalam umatnya. Hal itu diungkapkan dalam kitab Adabu al-Dunya wa al-Diin:

وَرَوَى أَبُو أُمَامَةَ قَالَ : سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا عَالِمٌ وَالْآخَرُ عَابِدٌ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ رَجُلًا (الكتاب : أدب الدنيا والدين)

Abu Umamah bercerita, bahwa Rasulullah ditanya tentang perbandingan dua orang yaitu orang berilmu dan ahli ibadah. Rasulullah menjawab, keutaman orang berilmu dan ahli ibadah seperti keutamaanku atas orang terendah diantara kamu sekalian.

Demikian tema kultum Teruslah Menuntut Ilmu kali ini. Semoga bermanfaat.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *